Waspadai “Bullying” di Sekolah dan Lingkungan Bermain,Orang Tua Perlu Komunikasi dan Awasi Anak

28 Agustus 2022
Nur Setyaningrum
Dibaca 265 Kali
Waspadai “Bullying” di Sekolah dan Lingkungan Bermain,Orang Tua Perlu Komunikasi dan Awasi Anak

Mintobasuki-Gabus.desa.id - Putra dari pria berinisial S.  kelas XI  SMA, warga Desa Mintobasuki terpaksa harus pindah sekolah lantaran baru diketahui setelah sebelumnya mendapatkan perlakukan yang berbeda dari teman-teman sekolah anaknya (dapat dikategorikan bullying dalam bentuk perilaku non-verbal tidak langsung). Hal ini didapatinya saat mengetahui putranya menunjukkan perilaku lesu, tidak bersemangat, bahkan terlihat murung dan enggan masuk sekolah. 

Saat diajak komunikasi mendalam, ia mengakui bahwa putra mereka mendapatkan perlakuan yang berbeda dari teman-temannya dengan dijauhi dan tidak diajak bergaul maupun berkomunikasi, demikian keterangan dari istri S saat menejelaskan kepada tim konten Desa Mintobasuki awal Agustus 2022 lalu di rumahnya.

“Sebenarnya menurut keterangan dari putra kami, ia sudah lama mendapatkan perilaku demikian  selama satu tahun terakhir. Akan tetapi ia enggan mengatakan kepada kami lantaran merasa khawatir jika dimarahi orang tua dan merasa kasihan karena orang tua sudah membiayai pendidikannya dengan biaya yang cukup mahal,” keterangan istri S menjelaskan detail persoalan putranya.

Namun setelah berkomunikasi lebih lanjut, akhirnya memutuskan untuk memindahkan sekolah anaknya. Di sekolah baru, putranya mendapatkan perlakuan yang baik dari teman-temannya dikarenakan teman-temannya juga merupakan friendzone saat SMP, demikian keterangan istri S tentang kondisi anaknya. Meskipun harus membayar biaya uang masuk dengan nilai yang cukup besar di sekolah yang baru, akan tetapi ia merasa nyaman jika anaknya bersekolah di sana.  

Informasi detail tentang perilaku bullying kepada putra S memang hanya berasal dari sisi yang merasa menjadi korban saja, akan tetapi  hal tersebut perlu diwaspadai oleh semua orang tua.  Karenanya dari orang tua pun perlu mengenali beberapa jenisnya.

Beragam Bullying

Bullying merupakan bentuk penindasan/perisakan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang maupun kelompok yang lebih kuat/berkuasa dengan tujuan menyakiti dan dilakukan dengan terus menerus kepada kelompok/personal yang lebih lemah (Djuwita dan Soesetio, 2005). Sementara itu, pembagian bullying dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok.

  1. Kontak fisik langsung (Berupa aktivitas memukul, menjambak, menendang, dan berbagai aktivitas fisik yang melukai hingga termasuk merusak barang yang dimiliki orang lain).
  2. Kontak verbal langsung (Berupa tindakan ucapan mengancam, merendahkan, memberikan panggilan nama (name-calling) yang tidak disukai/merendahkan, mencela, mengejek, hingga menyebarkan gosip.
  3. Perilaku non-verbal langsung (Perilaku yang menunjukkan sinis, menampilkan ekspresi wajah merendahkan, hingga mengancam).
  4. Perilaku berupa non-verbal tidak langsung (Berupa tindakan mendiamkan seseorang, mengucilkan hingga mengabaikan teman bermain).
  5. Cyber Bullying (Tindakan melukai orang dengan sarana media sosial maupun media elektronik lainnya, baik berupa video intimidasi maupun rekaman).
  6. Pelecehan seksual (tindakan pelecehan dari fisik maupun verbal).

Tindakan sebagaimana di atas, bukan hanya dialami oleh remaja dimasa pubertas saja, bahkan oleh anak-anak di sekolah pun hal tersebut dapat terjadi. Atau bahkan dapat pula terjadi kepada anak-anak usia toodler (usia 1 hingga 3 tahun). Misalnya dialami oleh toodler berinisial B putra dari MY warga Desa Mintobasuki yang dijauhi oleh kelompok bermain di atas usianya lantaran ia dinilai lemah dan mengganggu.

Berdasar fakta di atas, orang tua pun perlu secara berkala mengajak anak berkomunikasi terkait permasalahan di sekolah maupun dikelompok belajarnya. Bukan hanya terkait masalah mereka, akan tetapi perlu juga mengajarkan kepada anak-anak untuk tidak berperilaku membuli teman-teman sepermainan mereka juga. (NOE/NS)